28 Okt 2011 Tags: 0 komentar

DIKTAT 1 Mata Kuliah PPD


A.     Oval: diktat 1Instructional Planning

TIU      : Memahami hakikat karakteristik dan perbedaan individu

TIK      :
1.      Memahami ciri dan sifat atau karakteristik umum individu.
2.      Mengenal aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu.
3.      Memahami makna pertumbuhan dan perkembangan, karakteristik dan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan.
4.      Memahami karakteristik siswa sekolah menengah untuk mempersiapkan rencana kegiatan dalam proses belajar mengajar.

Sub Materi     :
1)                 1.     Karakteristik Individu
2)          2.  Perbedaan Individu
           3.   Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
4)          4.   Hubungan karakterisitik dan perbedaan individu dalam kesiapan belajar anak
5)             5. Urgensi  pemahaman perkembangan peserta didik dalam menjalankan tugas dan fungsi   keguruan.


B.     Instructional ACTIVITY

A.   Karakteristik Individu

1.        Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai perkembangan peserta didik, dapat pula diartikan sebagai manusia dengan berbagai karakteristik dan perbedaan yang melekat dalam dirinya.
Menurut pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Di dalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Sedangkan perspektif ilmu sosial mendefinisikan individu sebagai bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.
Berbagai pandangan itu membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejahwantahan manunggalnya berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antara berbagai segi, yaiti segi individu dan sosial, jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitar, manusia dengan Tuhan. Manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Sejak masih dalam kandungan, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

2.   Karakteristik Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut. Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbentuk atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau educandum, dan seterusnya merupakan pandangan-pandangan tentang manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut. Berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani dan rohani, serta (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitar atau lingkungannya, manusia dengan Tuhan. Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh.
Adapun kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan pada hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang secara mutlak disandang oleh manusia sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Individu berarti tidak dapat dibagi (undivided) dan tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus tersebut. Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya yang akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Oleh karena itu, anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Bukti-bukti telah jelas bahwa seorang anak tidak dilahirkan dengan perlengkapan yang sudah sempurna. Dengan sendirinya, pola-pola berjalan, berbicara, merasakan, berpikir, atau pembentukan pengalaman harus dipelajari. Barangkali, tidak ada minat yang bersifat alami, tetapi dorongan-dorongan potensi tertentu membentuk dasar-dasar dari minat apa saja yang dikembangkan anak di lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.
Sejak lahir, bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara seksama. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan. Adapun pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau rohani dan aspek sosial.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Dari kehidupan awal ketika masih bayi, hanya mementingkan kebutuhan jasmaninya saja, sampai perkembangan yang semakin luas, tidak hanya kebutuhan fisik tapi juga nonfisik. Dengan kata lain, pertumbuhan fisik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan atau psikisnya.

B.   Perbedaan Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (hereditas) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu, terdapat keyakinan serta kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan. Hal tersebut merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Akan tetapi, makin disadari bahwa apa yang dirasakan oleh seorang anak , remaja atau dewasa merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.
Nature  merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana seseorang dilahirkan menjadi seorang individu seperti “dia” atau sejauh mana seseorang individu dipengaruhi subjek penelitian dan diskusi. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor bilogis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan faktor karakteristik yang berkaitan dengan social psikologis lebih kepada faktor lingkungan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak saat terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru tersebut, secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak dan bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang. Masing-masing perangsang tersebut, baik secara terpisah maupun terpadu dengan rangsangan yang lain, semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia yang di bawa sejak lahir. Hal tersebut akhirnya membentuk suatu pola karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik berbeda dengan individu-individu lain.
Kepribadian dapat juga dilihat dari golongan darah. Golongan darah bisa mencerminkan kepribadian seseorang.
a.     Golongan darah A
Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya. Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa diandalkan dan dipercaya namun keras kepala. Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten. Mereka berusaha membuat diri mereka sewajar dan seideal mungkin. Mereka bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang. Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Sehingga mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang bertemperamen sama.

b.    Golongan darah B
Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebugebu namun cepat juga bosan. Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang dilakukannya.Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada didalam diri mereka. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.

c.     Golongan darah O
Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksanakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu). Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya sendiri tentang berbagai hal. Di lain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru. Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat dari TV. Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolon-gan darah O ini di cintai.

d.  Golongan darah AB
Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif,
lembut. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu
menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian. Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.
Dalam dunia psikologi, dikenal 4 tipe kepribadian: Sanguinis, Melankolis, Koleris dan Plegmatis, atau ada juga yang langsung mengkategorikannya sesuai dengan sifat dominan masing-masing tipe, yaitu: Sanguinis Populer, Melankolis Sempurna, Koleris Kuat & Plegmatis Damai.
SANGUINIS yang Populer.

KEKUATAN
KELEMAHAN
·      Suka bicara
· Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
·      Antusias dan ekspresif
·      Ceria dan penuh rasa ingin tahu
·      Hidup di masa sekarang
·      Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
·      Berhati tulus dan kekanak-kanakan
·      Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
·      Umumnya hebat di permukaan
·      Mudah berteman dan menyukai orang lain
·      Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
·      Menyenangkan dan dicemburui orang lain
·      Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
·      Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membo-sankan
·      Menyukai hal-hal yang spontan

·       Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
·       Membesar-besarkan suatu hal/kejadian
·       Susah untuk diam
·       Mudah terpengaruh atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain
·       Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
·       Mempunyai ingatan yang lemah
·       Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
·       Mudah berubah-ubah
·       Susah datang tepat waktu jam kantor
·       Prioritas kegiatan kacau
·       Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
·       Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
·       Egoistis
·       Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama



MELANKOLIS yang Sempurna.
KEKUATAN
KELEMAHAN
·      Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
·      Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
·      Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
·      Sensitif
·      Mau mengorbankan diri dan idealis
·      Standar tinggi dan perfeksionis
·      Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
·      Hemat
·      Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
·      Kalau sudah mulai, dituntaskan.
·      Berteman dengan hati-hati.
·      Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
·      Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
·      Sangat memperhatikan orang lain

·       Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
·       Mengingat yang negatif & pendendam
·       Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
·       Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
·       Tertekan pada situasi yang tidak sempurna dan berubah-ubah
·       Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
·       Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
·       Hidup berdasarkan definisi
·       Sulit bersosialisasi
·       Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yang menentang dirinya
·       Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
·       Rasa curiga yang besar (skeptis terhadap pujian)

SILABUS MATA KULIAH DAN KONTRAK PERKULIAHAN

Mata Kuliah                  :  Perkembangan Peserta Didik
Kode Mata Kuliah          :  -
Jumlah SKS                  :  2 (dua)
Semester/ Kelas           :  III (tiga) / A dan B
Prodi                          :  Pendidikan Bahasa Inggris
Tahun Akademik           :  2011/2012
Dosen                          :  Prof. Dr. Djahir Basyir, M.Pd
                                     Dra. Rosmini Djauhari, M.M
                                                        Sri Hidayati S.Hi S.PdI M.Pd
                                      Mata Kuliah Pra Syarat    :  Landasan Pendidikan
Deskripsi Mata Kuliah            :
Mata kuliah ini mencakup pembahasan dan pengkajian tentang tugas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar peserta didik menguasai materi yang diajarkan baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Untuk mencapai tujuan tersebut secara maksimal, guru wajib memahami karakter masing-masing peserta didik baik dari aspek biologis, psikologis, sosial emosional serta kedudukan peserta didik sebelum dan selama proses pembelajaran itu berlangsung. Maka mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD) memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam aktivitas belajar dan proses belajar, kondisi-kondisi yang terkait dengan efektifitas belajar serta masalah-masalah yang terjadi di dalamnya. Dalam pembahasan selanjutnya akan dijabarkan mengenai hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, karakter peserta didik, implikasi pertumbuhan dan perkembangan terhadap penyelenggaraan pendidikan, dan konsep penyesuaian diri peserta didik usia sekolah menengah/remaja.

Standar Kompetensi        : Memahami hakikat peserta didik dan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam aktivitas belajar dan proses belajar, kondisi-kondisi yang terkait dengan efektifitas belajar serta masalah-masalah yang terjadi di dalamnya.

No
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Ajar
Rincian Materi
Waktu
Alat/Bahan/Sumber Belajar

Soft Skill
1
Memahami hakikat karakteristik dan perbedaan individu

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa  diharapkan mampu:
1.  Memahami ciri dan sifat atau karakteristik umum individu.
2.  Mengenal aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu.
3.  Memahami makna pertumbuhan dan perkembangan, karakteristik dan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan.
4.  Memahami karakteristik siswa sekolah menengah untuk mempersiapkan rencana kegiatan dalam proses belajar mengajar.

Hakikat karakteristik dan perbedaan individu



1. Hakikat individu dan karakteristiknya.
2. Perbedaan individu.
3. Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu.

4 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Sunarto dan Ny B. Agung Hartono (2008).
§  Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori (2006).
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011).

Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.
2
Memahami pertumbuhan dan perkembangan remaja

1.  Memahami makna pertumbuhan dan perkembangan.
2.  Memahami hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan.
3.  Memahami karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja.
4.  Memahami jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhannya.


Pertumbuhan dan perkembangan remaja

1. Hakikat pertumbuhan dan perkembangan.
2. Tugas-tugas perkembangan.
3. Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan.
4. Remaja (karakteristik pertumbuhan dan perkembangannya).
5. Jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhannya.
6. Kebutuhan remaja, masalah, dan konsekuensinya
6 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011)
§  Baharuddin (2009):
Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.
3
Memahami pertumbuhan fisik
1.  Memahami makna dan karakteristik pertumbuhan fisik remaja.
2.  Memahami perbedaan individu dalam pertumbuhan fisik.
3.  Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik.
4.  Memahami pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku.
5.  Memahami upaya membantu pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pertumbuhan fisik
1.  Penyebab perubahan fisik
2.  Pengaruh pada tingkah laku
3.  Implikasi pertumbuhan fisik remaja dalam penyelenggaraan pendidikan.

2 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Sunarto dan Ny B. Agung Hartono (2008).
§  Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori (2006).
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011).
Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.
4
Memahami perkembangan intelek, sosial, dan bahasa.
1.  Memahami makna intelek, hubungan intelek dan tingkah laku, karakteristik perkembangan intelek remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perbedaan individu dalam kemampuan dan perkembangan intelek, serta usaha-usaha yang membantu pengembangannya dalam proses pembelajaran.
2.  Memahami makna dan jenis-jenis bakat khusus, kaitan antara bakat dan prestasi, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, perbedaan individu dalam bakat khusus, serta upaya pengembangannya dalam penyelenggaraan pendidikan.
3.  Memahami makna dan karakteristik perkembangan sosial remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, perbedaan individual dalam hubungan sosial serta upaya pengembangan hubungan sosial remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
4.  Memahami makna dan karakteristik perkembangan bahasa remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir, perbedaan individual dalam perkembangan bahasa, serta upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Perkembangan intelek, sosial, dan bahasa serta Implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan.

1.   Perkembangan intelek
2.   Bakat khusus
3.   Perkembangan sosial
4.   Perkembangan bahasa

4 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Sunarto dan Ny B. Agung Hartono (2008).
§  Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori (2006).
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011).
§  Baharuddin (2009).
Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.
5
Memahami perkembangan afektif
1.    Memahami konsep-konsep dasar perkembangan emosi (pengertian, karakteristik perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi, hubungan antara emosi dan tingkah laku, perbedaan individu dalam perkembangan emosi, contoh upaya pengembangan emosi remaja dalam penyelenggaraan pendidikan).
2.    Menjelaskan konsep-konsep dasar perkembangan nilai, moral, dan sikap (pengertian, keterkaitan antara nilai-moral-sikap serta pengaruhnya terhadap tingkah laku, karakteristik nilai-moral-sikap remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai-moral-sikap remaja, perbedaan individu dalam perkembangan nilai-moral-sikap, contoh upaya pengembangan nilai-moral-sikap remaja dalam penyelenggaraan pendidikan)

Perkembangan afektif remaja serta Implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan.

1.    Perkembangan emosi.
2.     Perkembangan nilai, moral, dan sikap.

4 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Sunarto dan Ny B. Agung Hartono (2008).
§  Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori (2006).
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011).
§  Baharuddin (2009).
Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.
6
Memahami tugas perkembangan kehidupan pribadi, pendidikan dan karir, serta kehidupan berkeluarga.
1.  Memahami tugas perkembangan remaja dalam kehidupan pribadi.
2.  Memahami tugas perkembangan remaja dalam kehidupan pendidikan dan karir.
3.  Memahami tugas perkembangan remaja dalam kehidupan berkeluarga.
Tugas perkembangan remaja dalam kehidupan pribadi, pendidikan dan karir, serta kehidupan berkeluarga.
1.  Perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu.
2.   Perkembangan kehidupan pendidikan dan karir.
3.   Tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
4.   Implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan.
4 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Sunarto dan Ny B. Agung Hartono (2008).
§  Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori (2006).
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011).
§  Baharuddin (2009).
Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.
7
Memahami konsep penyesuaian diri peserta didik pada usia remaja

1. Menjelaskan pengertian penyesuaian diri.
2. Menjelaskan proses penyesuaian diri.
3. Menjelaskan karakteristik penyesuaian diri secara positif.
4. Menjelaskan karakteristik penyesuaian diri yang negatif.
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri.
6. Menjelaskan contoh permasalahan penyesuaian diri remaja.
7. Menjelaskan implikasi proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan.



Konsep penyesuaian diri remaja

1.  Konsep dan penyesuaian diri.
2.  Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri remaja.
3.  Implikasi proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan.

2 x 35’
§  LCD,Laptop, Kertas
§  Sunarto dan Ny B. Agung Hartono (2008).
§  Mohammad Ali dan Mohammad Ashrori (2006).
§  Syamsu Yusuf dan Nani M.Sugandhi (2011).
§  Baharuddin (2009).

Kejujuran, tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah.